Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-17 07:03:42【Tempat Makan】146 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(7567)
Sebelumnya: DPR dorong kemandirian gula nasional dari hulu ke hilir
Selanjutnya: Kiat menghindari penyakit semasa banjir
Artikel Terkait
- Laba bersih PalmCo tumbuh 84 persen jadi Rp3,48 T di kuartal III
- Dinkes: Korban keracunan MBG di Tulungagung terus bertambah
- AHY kampanye bersihkan mangrove sebagai inisiatif infrastruktur hijau
- Akademisi nilai kurikulum Sekolah Rakyat mampu entaskan kemiskinan
- Panduan mudah memelihara lobster air tawar untuk pemula
- BPBD Cilacap: 307 warga mengungsi akibat banjir di 15 kelurahan
- PTSI fasilitasi sertifikasi halal gratis bagi pelaku usaha kecil
- Dietisien rekomendasikan konsumsi jus buah cukup satu gelas per hari
- KemenPPPA tekankan pentingnya sosialisasikan manfaat MBG ke masyarakat
- Pakar sarankan Prabowo usung Jusuf Kalla jadi pemimpin sementara Gaza
Resep Populer
Rekomendasi

Kapolda: 80 persen SPPG sudah terbentuk di Aceh, guna dukung MBG

Dapur SPPG MBG Polres Blora layani 2.515 penerima manfaat

Mendag: TEI 2025 catat 8.045 pembeli dari 130 negara

Akademisi nilai kurikulum Sekolah Rakyat mampu entaskan kemiskinan

Siasat bersihkan rumah terdampak banjir dari kuman penyebab penyakit

Kondisi cuaca di Jakarta masih normal

Guru SDN di Boalemo Gorontalo ungkap tantangan hadapi siswa dalam MBG

Dinkes Kota Malang temukan mikroba di dalam sampel MBG